CAAIP52 - Sejak
awal munculnya perdagangan antarnegara, peran pengangkutan laut (shipping) menjadi vital. Di era globalilasi,
peran shipping bukan hanya semakin
penting dalam bisnis internasional, tetapi juga memunculkan praktek, tata cara,
dokumentasi dan prosedur baru. Hal ini sejalan dengan persaingan di bidang industri
jasa angkutan di perairan semakin luar biasa ketat dan padat teknologi (technology insentive). Perkembangan
teknologi perkapalan dan pelayaran telah menerapkan strategi berlayar yang
cepat, mengangkut lebih banyak, untuk dapat menawarkan harga yang lebih murah.
Aliansi perusahaan besar dan kuat mendominasi transportasi laut internasional.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografis terletak antara dua
benua dan dua samudera dikenal dengan sebutan Indonesia Locked Country. Angkutan di perairan,sebagai bagian sistem
transportasi nasional, memiliki peranan yang sangat penting dalam memperlancar
roda perekonomian, memantapkan perwujudan wawasan nusantara, memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan ketahanan nasional, dan mempererat
hubungan antarbangsa. Angkutan di perairan memiliki fungsi yang sangat
strategis, yaitu menunjang kegiatan perdagangan dan perekonomian (ship follows the trade) serta merangsang
pertumbuhan perekonomian dan wilayah (ship
promotes the trade), sehingga angkutan di perairan berfungsi sebagai
infrastruktur yang strategis bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.
Posisinya
yang strategis ini sangat menguntungkan Indonesia dalam kancah perdagangan
internasional sehingga dapat dijadikan sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan
oleh perusahan-perusahaan pelayaran nasional untuk mengembangkan bisnisnya. Perspektif
usaha pelayaran Indonesia sangat prospektif ditengah desakan Asean Economic Community atau Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) dan persaingan global, sehingga usaha pelayaran nasional
harus ditumbuhkembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kelancaran
arus barang ekspor-impor. Melihat pangsa pasar muatan di Indonesia maupun di dunia
begitu besar yang membutuhkan angkutan kapal lebih banyak dalam
mendistribusikan barang-barang untuk kepentingan dalam dan luar negeri, maka
usaha pelayaran nasional akan terus berjalan dan ini merupakan sebuah lahan
peluang bagi swasta untuk mengembangkan usahanya. Ditambah lagi dengan program andalan
pemerintah Presiden Ir Joko Widodo yaitu “NAWACITA, Toll Laut dan Poros Maritim
Dunia” menunjukkan dukungan penuh pemerintah akan peluang emas ini.
Namun dibisnis pelayaran tidak terdistribusi secara
normal, maka perusahaan yang memiliki daya saing tinggi akan mendominasi pangsa
pasar pelayaran dunia. Keunggulan daya saing perusahaan pelayaran sangat
dipengaruhi oleh sumber daya manusia pelayaran itu sendiri. Untuk itulah diperlukannya
sinergi antar para ahli Nautika, Teknika, Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan
(KALK) serta stakeholder terkait. Melalui
koordinasi lintas fungsi yang baik dan inovasi pelayanan pelayaran (sesuai kebutuhan
dan perkembangan teknologi pelayaran terbaru) agar dapat meningkatkan kinerja SDM pelayaran
yang secara otomotis akan meningkatkan keunggulan daya saing perusahaan pelayaran
nasional sebagai ujung tombak Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia. Agung Wansyah
(2016:12-16)
Disampaikan ketika menjadi narasumber kegiatan Forkami (Forum Komunikasi Maritim Indonesia) Goes to Campus “Learning by Experience” di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, pada Kamis 15 Februari 2018.
Narasumber 1. Laksma TNI (purn) Ir. Drs. Bonar Simangunsong SE., MSc. 2. Capt. Yohanis Mitakda 3. M Agung Wansyah Yunandar SST.Pel., MMT.r Moderator : Ir. Levina Litaay |
"Laut Masa Depan Indonesia" merupakan materi yang dibawakan oleh Bapak Bonar Simangunsong sebagai Narasumber pertama, beliau merupakan mantan staff ahli dewan kelautan Indonesia.
Hadir sebagai narasumber kedua Capt. Yohanis Mitakda selaku dewan pengawas Forkami, menyorot materi tentang "SDM kemaritiman ujung tombak maritim Indonesia".
Antuasias Taruna-taruni nampak pada sesi tanya jawab dimana sejumlah pertanyaan, kritik dan saran dilontarkan tentang Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia, apa itu Forkami serta kontribusi Forkami dalam mengkawal implementasi Poros Maritim serta mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan bisnis industri pelayaran kedepan.
Acara ini diikuti oleh taruna-i lebih kurang 300 orang dan terselenggara atas kerjasama Forkami dengan STIP serta didukung oleh perusahan pelayaran Djakarta Lloyd, Austen Maritime Indonesia, Ship Management Indonesia dan Indonesian National Shipowners' Association (INSA).
Antuasias Taruna-taruni nampak pada sesi tanya jawab dimana sejumlah pertanyaan, kritik dan saran dilontarkan tentang Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia, apa itu Forkami serta kontribusi Forkami dalam mengkawal implementasi Poros Maritim serta mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan bisnis industri pelayaran kedepan.
Acara ini diikuti oleh taruna-i lebih kurang 300 orang dan terselenggara atas kerjasama Forkami dengan STIP serta didukung oleh perusahan pelayaran Djakarta Lloyd, Austen Maritime Indonesia, Ship Management Indonesia dan Indonesian National Shipowners' Association (INSA).
Salam Bahari, Indonesia Jaya. mawy52
Narasumber, Moderator dan Panitia bersama ketua STIP Capt. Sahattua P. Simatupang MM., MH. beserta Taruna-i |
Meraih menggandeng bahkan bersanding dg motivator ibarat sebuah kapal sedang melaksanakan kegiatan unmooring offline.
BalasHapusPerjuangan menerapkan kompetensi sebagai calon pelaut yang baik dg tingkat operational saat ini memerlukan kemampuan daya juang luar biasa. Tidak ada rotan akar pun berguna tdk ada kesempatan kapal komersial tug pun jadilah.
Benih kelunturan profesionalisme mulai merambah.... Selamat berjuang salam sukses
salam sukses pak Agus Hartoyo, ada ibarat kids Zaman now...jadi tak harus tunggu kaya, tak harus tunggu punya banyak ilmu, tak harus tunggu tua baru memberi..karena Kids Zaman now yg ditawarkan ialah masa depan
BalasHapus