M Agung Wansyah Y SST.Pel., MMT.r |
RUMPUT
TETANGGA AKAN SELALU NAMPAK HIJAU ANDAI TAK MERTAMU.
Berawal
dari berontak memilih jurusan sejak kabur dari bangku SMA. Bagi kebanyakaan
generasi 90-an semua terlihat begitu sukar, namun tidak bagi Agung Wansyah,
anak pertama dari tiga bersaudara ini harus mampu meyakinkan kedua orang
tua,nenek serta keluarganya. Keluarga petani yang hidup di kaki gunung Sukma
Hilang, kecamatan Gedongtataan, Lampung Selatan (kini Kabupaten Pesawaran)
Lampung itu dituntut mampu menenangkan hati neneknya yang takut akan kerasnya
dunia pelaut. Mencoba lepas dari doktrin orang Jawa perantau yang cenderung
ingin anaknya hidup mapan dan enak, “tidak mengapa hidup di gunung asal dekat
dengan keluarga, makan ubi jalar di bawah atap daun kelapa” salah satu petuah
orang tua yang tidak bisa di lupakan oleh seorang Agung. Agung Wansyah berusaha
menapik itu, dengan mencoba peruntungan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Jakarta. Dari ketiga lulusan SMA N 1 Gading Rejo, dialah yang Allah pilih untuk
mengenyam pendidika di kawah chandra dimuka pelaut Indonesia tersebut.
Kebanggan
itu terpancar dari raut muka kedua orang tua dan neneknya ketika pertama kali
pesiar atau pulang dari Asrama setelah 3 bulan mengikuti masa dasar bina mental
(Madabintal) tahun 2009. Berseragam lengkap menyeberangi Selat Sunda dari Merak
menuju Bakauheni, menggunakan kapal Ferry “Jatra” bertuliskan ‘We Bridge the
Nation, Bangga Menyatukan Nusantara” menyusuri perkebunan karet PTPN VII Way
Lima, menerjang jalan berbatu yang sudah dari tahun 2000 silam diurus ke Pemda
namun masih sama, tetap berlumpur tanah jika hujan, listrik pun belum
sepenuhnya menerangi kampungnya.
“kembalinya
dirimu menggunakan seragam STIP ini sudah cukup menerangi kampung ini anakku”
cetus Ibu Mindarti seraya memeluk anak sulungnya.
Ada
setitik harapan dari warga kampung melalui seorang Agung agar mampu menularkan
keberuntungannya kepada anak-anak yang lain.
Seminggu
dirumah sudah cukup baginya untuk kembali ke Asrama. Hidup Anda bisa seindah
pelangi Jika Anda pandai mewarnai. Mungkin itu yang bisa tersurat untuk siang
itu. Agung Wansyah kembali melanjutkan mimpinya. This is KALK simulator
(Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan) to practice the activities
between shipper and consignee transaction. As we know that there are a lot of
process in export-import. So this simulator is a place for use a cadet to
practice the whole process of shipping goods. many stakeholder interrelated, so
in KALK simulator is a miniature of the process. Shipper consignee stevedore (Perusahaan
Bongkar Muat), Shipping Line, Freight Forwarder, Harbour Master Service and
Finance Division, Custom, Imigration, Quarantine Bank and Insurance Planning
and Controlling Billing Locket and Gate Ship Planning and Ship Operation, Pilot
Division, Operation Control. This simulator is only in the STIP (Sekolah Tinggi
Ilmu Pelayaran-Jakarta), and the only one in Indonesia. for Port and Shipping
Management Department. Luar biasa bukan!!! sebagai yang pertama di Indonesia,
cukup handal menjadi sebuah simulator kegiatan kepelabuhanan dan sistem
angkutan laut di Indonesia.
Disela-sela
kesibukannya menyusun skripsi yang sebenernya sudah selesai sejak satu bulan
yang lalu, ada sebuah hobi yang sulit untuk ditinggalkan. Hobi yang susah untuk
dikembangkan sebenarnya, namun apa mau dikata hatinya sudah tersangkut
kepadanya. yaappp bener banget Volly Ball is his Hobby...Sebuah kebanggan bisa
bergabung dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Volly Ball Club sejak 2009.
Diawali dengan prestasi yang cukup buruk, sejak menjadi tuan rumah Olimpiade
Olahraga Perguruan Tinggi Kedinasan Se-Indonesia. Di akhir pengabdiannya
sebagai taruna pada Oktober 2013, barulah Agung berhasil menyumbangkan mendali
emas bersama timnya. Tak lupa pula jika jenuh dirinya, Mancing mania @ Kolam
latih STIP, merupakan kegiatan tambahan yang sedikit menarik. Mengurangi rasa
bosan dengan kegiatan rutinitas PHST (Peraturan Harian Sifat Tetap) merupakan
salah satu efeknya. Mencari lauk yang berbeda di Wisraba mungkin alasan yang
kedua. Adapun alasan yang ketiga ya karena di Jekpot Senior. Imbuhnya sambil
memperagakan muka Senior yang suka nyuruh-nyuruh.
Di
STIP sendiri ada tiga jurusan, Nautika calon Nahkoda Kapal, Teknika calon
Kepala Kamar Mesin dan jurusan yang dipilih Agung, kalau dia bilang “dipilihkan
oleh Allah, saya hanya menjalaninya dengan sebaik mungkin”. Iya betul sekali
KALK kependekan dari Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan, jurusan
terakhir yang dikucilkan. Dianggap remeh oleh sebagian orang, dikesampingkan di
tatanan resimen taruna, dan sering diolok-olok oleh senior. Dilema yang
mengganggu pikiran tingkat satu, bahkan tak sedikit tingkat akhir di jurusan
ini yang patah semangat. Ada apa gerangan ? sama-sama berseragam STIP,
sama-sama tinggal di asrama, sama-sama di Jekpot (istilah jika diperintah oleh
senior), sama-sama dijemur jika ada satu orang yang salah satu angkatan
menanggungnya, sama-sama apel malam, sama-sama dinas jaga larut malam,
sama-sama re-disiplin, sama-sama dielekin di lapangan bintang, sama-sama sikat
WC sebelum kontra apel, sama-sama ga mandi jika tim air ngambek, sama-sama TC
jaga (tahanan campus – bisa sampai 3 bulan atau ada yang sampai wisuda) kalau
buat salah, sama-sama dikejar-kejar jurusan buat nyelesain tugas,ujian atau
bahkan skripsi (parah kalau ini), sama-sama dicariin kalau ga makan di wisraba
(wisma rasa BandarLampung,,,eehhh salah Wisma Rasa Bahari maksudnya), sama-sama
guling-guling muntah-muntah sebelum kenaikan shevron, sama-sama di hukum oleh
perwira jika junior salah (derita tingkat dua, padahal mengkhayal biar cepat-cepat
naik tingkat, ternyata sama saja), sama-sama dilema akan pekerjaan “Kerja
dimana nanti ya?”, sama-sama bawa bongkaran (buah tangan) setelah balik pesiar
(kalau ga ya Katro namanya), sama-sama semua pokoknya. “Lalu apa yang beda
sebenarnya?” pikir Agung dalam sekali. Sama-sama diwisuda, sama-sama balok 2,
sama-sama pakai pedang kehormatan, sama-sama tercatat di daftar anggota Corps
Alumni Akademi Ilmu Pelayaran (masih menggunakan nama pertama, sebelum berubah
nama menjadi PLAP dan sekarang STIP). Sama-sama mandi bareng satu gayung satu
bak satu sikat gigi, sama-sama maen drum band-vallreff-senapan senjata etc deh,
sama-sama apel pagi tiap hari setelah sarapan, sama-sama baris rapi sebelum
makan, sama-sama olahraga pagi dibangunin timil (tim militer Jenderal Suko) pakai
periwitan khasnya “mau bangun lari olahraga dilapangan opo tak guling-gulingke”
teriak jenderal Suko sambil bawa pecutan, sama-sama ngumpet beli makan dikantin efek bosen makanan
wisraba dengan konsekuensi di hukum TC, sama-sama tidur dimeja kelas kalau ga
ada Dosen, sama-sama lari satu ubin satu baris nengok semua kalau ada kata
“ssstttttttt’ ‘hey genk’ sama telunjuk satu nunjuk ke salah satu taruna/i,
rebutan deh buat nyamperin, padahal siap-siap jurus seribu bayangan, sama-sama
mempertaruhkan nyawa menyusuri container hidup yang terparkir dari Mambo ke
Marunda atau sebaliknya.sama-sama, sama-sama dijuluki angkatan Batchu
(batu/keras kepala) punya mimpi menjadikan STIP sebagai ujung tombak Indonesia
menjadi Poros Maritime Dunia. Tegas Agung sedikit memerah bola matanya.
Kini
Agung sedang duduk dimeja kerjanya, baru bulan lalu dia lulus sebagai master
manajemen transportasi laut dari STMT Trisakti dengan predikat cumlaude, mencoba
video call dengan teman angkatan 52-nya yang sedang berlayar ke Eropa, temannya
seorang Chief Officer dan Second Engginer di kapal tersebut yang kebetulan si
Agung ialah Assistant Ops Manager di Perusahaan pemilik kapal tersebut. Terlihat jelas mereka sangat
akrab, berdiskusi mengenai permasalahan dikapal dan perusahaan serta tak jarang
juga membahas permasalahan keluarga sebagai penyelingnya. Mereka saling
melengkapi. Dari sini terlihat bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan, tidak ada
rumput yang lebih hijau. Kita saja yang terbatas melihat rumput tersebut. Untuk
itu lah diperlukannya Silaturahmi untuk membuka sudut pandang kita. Demikian
kutipan terakhir dari penjelasan seorang Agung Wansyah yang ingin menjadi Owner
kapal serta Menteri Perhubungan yang bermanfaat untuk umat manusia.
Muhammad Agung
Wansyah Yunandar SST.Pel., MMT.r
STIP Jakarta
NRP. 09.5576/K
Angkatan 52
STMT Trisakti
NIM: 225014106
Angkatan XII
089531772011